Bisnis Online

Latest News

Daftar Menu

Penajam Paser Utara Merajut Hari Esok

Saturday, October 2, 2010 , Posted by " at 6:11:00 PM

Pada tahun 2008, Kab. Penajam Paser Utara akan melaksanakan pesta demokrasi dalam memilih dan menentukan Bupati/Pemimpin Baru untuk periode 2008-2013. Momentum tersebut sangat strategis karena berkaitan dengan eksistensi kabupaten Benua Taka ini 5 (lima) tahun yang akan datang.

Kedepan, daerah dengan luas 3.333,06 km2 dan penduduk 127,477 jiwa ini akan ditentukan nasibnya. Jika masyarakat Penajam Paser Utara menginginkan kehidupan yang lebih baik, maka akan memilih pemimpin yang amanah, sederhana , bermoral dan yang terpenting tidak pernah terlibat kasus korupsi. Hal ini penting, mengingat Kabupaten ke-13 di Provinsi Benua Etam ini sedang mengalami krisis kepemimpinan, akibat dari tidak amanahnya sebagian elite politik dalam menjalankan tugas utamanya sebagai pelayan masyarakat.

Beberapa permasalahan mendasar yang dihadapi oleh Penajam Paser Utara, seperti persoalan pendidikan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan dan ketidakpercayaan public terhadap pejabat korup dan nepotis, harus diletakkan dalam kerangka perubahan sistemik yang bersifat solutif. Perubahan tersebut harus menjiwai segala aspek kehidupan pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat. Hal ini berarti, mesti ada langkah dan upaya serius serta politicall will untuk menyelami kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus ikhlas dan restu dari Tuhan Yang Maha Esa, kami mengajak kepada seluruh komponen masyarakat Penajam Paser Utara untuk Menyatukan hati, menyatukan komitmen, dan menyatukan pilihan, demi Kehidupan yang Lebih Baik.

PETA PERMASALAHAN KAB.PENAJAM PASER UTARA

I. SEKTOR KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk Kab. Penajam Paser Utara pada tahun 2006 berjumlah 127.477 jiwa dengan komposisi 66.258 laki-laki dan 61.219 perempuan. Angka penduduk ini mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2002 berjumlah 11.420 jiwa, tahun 2003 berjumlah 118.466 jiwa, pada tahun 2004 berjumlah 120.240 jiwa dan pada tahun 2005 berjumlah 124.209 jiwa. Pertambahan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2003 dengan persentase 6,30 %. Sedangkan pada tahun 2006 pertumbuhan penduduk mencapai 2,63 %.

Sementara berdasarkan lapangan usaha, penduduk Kab. Penajam Paser Utara yang bekerja pada sector pertanian mendominasi jenis pekerjaan penduduk,mencapai 45, 22 %. Disusul sector industri 16,61 %, perdagangan 11,28 %, jasa 10,32 %, angkutan dan komunikasi 7,43 %, konstruksi 6,73 %, pertambangan dan penggalian 1,48 % dan usaha lainnya 0,93 %. Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, sektor pertanian juga menempati urutan pertama dengan jumlah 14.847 orang disusul Pegawai Negeri Sipil 1.515 orang (lihat tabel pada Lampiran).

Bila melihat angka pengangguran atau pencari kerja di Kab. Penajam Paser Utara pada tahun 2006 mencapai 15,63 % atau 10,941 orang (lihat tabel pada Lampiran). Angka tersebut tergolong tinggi, yang jika dibiarkan terus menganggur atau tidak bekerja akan mendatangkan berbagai penyakit social. Kondisi tersebut, ditambah dengan angka kemiskinan yang masih di atas 15 % turut menambah beban daerah, dan akan mengakibatkan disharmoni social. Lemahnya perencanaan pembangunan, serta kurangnya stimulus ekonomi, mengakibatkan roda perekonomian belum berjalan secara optimal, sehingga daya serap tenaga kerja rendah. Dan lazimnya, kecenderungan masyarakat untuk melakukan hal-hal negative yang menganggu ketertiban social, akan meningkat. Data yang dikeluarkan oleh Polres Kab. Penajam Paser Utara, menunjukkan gangguan kamtibmas mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006, gangguan kamtibmas mencapai 202 kasus, atau meningkat 46 kasus pada tahun 2005.

2. SEKTOR PENDIDIKAN

Kemajuan sebuah daerah, tidak terlepas dari kondisi sector pendidikannya. Semakin baik kualitas dan kuantitas pendidikan sebuah daerah, maka akan semakin cerah masa depan daerah tersebut. Apalagi untuk konteks Kab. Penajam Paser Utara yang masih berusia muda. Perbaikan sector pendidikan adalah mutlak untuk diwujudkan karena hal itu berkaitan dengan eksistensi kab. Benua taka ini dimasa yang akan datang.

Sektor Pendidikan di Kab.Penajam Paser Utara, secara kuantitatif menunjukkan perbaikan atau peningkatan, baik dilihat dari infrastruktur pendidikan maupun jumlah anak yang mengenyam pendidikan. Untuk tingkat SD, jumlah sekolah negeri mencapai 95 buah dan swasta mencapai 4 buah, dengan jumlah ruang belajar 586 kelas. Adapun jumlah murid SD/MI mencapai 18.257 orang dan tenaga pengajar mencapai 1.077 atau rata-rata 8 orang murid untuk tiap guru, (lihat tabel pada Lampiran)

Untuk sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), juga megalami peningkatan. Jumlah sekolah untuk negeri 15 buah dan swasta 12 buah dengan masing-masing jumlah murid 2.141 orang untuk SLTP negeri dan 1.294 untuk SLTP swasta. Sedangkan jumlah guru 132 untuk sekolah negeri dan 79 orang guru untuk sekolah swasta, (lihat table pada lampiran).

Sedangkan untuk sekolah lanjutan tingkat atas SMU/SMK negeri dan swasta, jumlah sekolah 8 buah untuk negeri dan 8 buah swasta dengan masing-masing jumlah murid 2.066 untuk negeri dan 1.390 untuk swasta. Dan tenaga pengajarnya, 133 orang guru untuk sekolah negeri dan 69 guru swasta.

3. SEKTOR KESEHATAN

“TRAGIS DAN MEMILUKAN”

Dua kata tersebut, adalah kata yang mungkin tepat untuk menggambarkan kondisi sector kesehatan Kab. Penajam Paser Utara. Bagaimana tidak, dengan Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) yang besar dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu besar, kondisi kesehatan masyarakat sangat memprihatinkan

Berdasarkan data Kab. Penajam Paser Utara Dalam Angka 2007, menunjukkan bahwa berbagai penyakit yang diderita oleh masyarakat dan memeriksakan kesehatannya di puskesmas, secara umum mengalami peningkatan., seperti yang ditunjukkan oleh tabel di bawah ini. Pada tahun 2006, masyarakat yang mengalami berbagai jenis penyakit berjumlah 93.22 orang dengan infeksi saluran pernafasan sebagai penyakit yang paling banyak diderita. Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya seperti pada tahun 2002 berjumlah 76.681 orang, tahun 2003 berjumlah 89.871 orang, tahun 2004 berjumlah 96.335 orang, dan tahun 2005 berjumlah 87.062 orang.

Kondisi yang lebih “mengenaskan”, bila melihat kondisi atau status gizi balita di Kab.Penajam Paser Utara. Berdasarkan data Kab. Penajam Paser Utara Dalam Angka 2007 seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini, pada tahun 2006, dengan jumlah balita yang berumur 1 - 4 tahun sekitar 14.168 orang yang memiliki kecukupan energi protein (KEP) Total, hanya 200 orang atau 10,1 %. Artinya ada 89,9 % bayi yang mengalami kekurangan gizi. Bisa dibayangkan nasib kab. Penajam Paser Utara 20-30 tahun yang akan datang dengan kondisi gizi buruk seperti sekarang ini.

Sebenarnya bila melihat infrastruktur kesehatan, menunjukkan perningkatan setiap tahunnya, sebagaimana yang ditunjukkan. pada tahun 2006 jumlah puskesmas mencapai 11 buah, ditambah dengan rumah sakit umum yang telah dioperasikan pada Oktober 2007, puskesmas pembantu 43 buah dan puskesmas keliling 11 buah. Angka ini meningkat bila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, seperti pada tahun 2002 jumlah puskesmas hanya berjumlah 8 buah, puskesmas pembantu 40 buah dan puskesmas keliling 8 buah. Jumlah puskesmas tersebut, sebenarnya cukup dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. hanya saja, tenaga paramedic yang terbatas mengakibatkan pelayanan kesehatan juga kurang optimal.

4. PEREKONOMIAN

Struktur perekonomian Kab. Penajam paser Utara pada tahun 2006 masih didominasi oleh 4 sector utama yakni pertambangan dan Penggalian dengan persentase 46,14 %, disusul sector industri pengolahan dengan persentase 15,30 % dan sector pertanian dengan persentase 14,97 % serta sector Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan persentase 13,00 %. Struktur perekonomian ini tidak mengalami perubahan komposisi dalam 5 (lima) tahun terakhir, walaupun tingkat pertumbuhannya mengalami perubahan.

Secara umum tingkat pertumbuhan ekonomi Kab. Penajam Paser Utara pada tahun 2006 dengan migas sebesar 1,63 %, atau mengalami penurunan, bila dibandingkan pada tahun 2005 yang pertumbuhannya sebesar 4,16 %. Pertumbuhan ekonomi 1,63 % tersebut juga merupakan yang terendah dalam 5 (lima) tahun terakhir. Turunnya pertumbuhan ekonomi tersebut, diakibatkan oleh menurunnya produksi minyak bumi dan gas.

Sedangkan Pertumbuhan ekonomi tanpa migas justru mengalami peningkatan, yang pada tahun 2006 sebesar 7,97 % atau tertinggi selama 5 tahun terakhir. Pertumbuhan ini berasal dari sector jasa dan sector pertanian yang mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi, masing-masing sebesar 16,87 % untuk sector jasa dan 14,52 % sector pertanian.

Dari kenyataan tersebut, perekonomian Kab. Penajam Paser Utara sekarang ini masih bergantung pada sector Migas dan Pertambangan yang notabenenya adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbarui. Sehingga penurunan produksi migas akan berdampak secara langsung atau mengganggu struktur perkonomian. Dalam konteks tersebut berbagai potensi, khususnya sumberdaya yang re-newable, membutuhkan pemikiran, perencanaan, dan pengembangan yang komprehensif, sehingga kedepan dapat menggantikan posisi migas sebagai penopang utama peronomian. Beberapa sector tersebut, seperti sector pertanian, sector Perkebunan, sector Perikanan dan Sektor Peternakan.

Sektor pertanian misalnya, dengan luas areal persawahan pada tahun 2006 yang mencapai 12.906 Ha, mampu menghasilkan padi sebesar 66.117 ton atau mengalami peningkatan 15,78 % dari produksi sawah tahun 2005. Sehingga Kab. Penajam Paser Utara kedepan dapat dijadikan sebagai daerah lumbung pangan Kaltim. Akan halnya dengan sector Pertanian, keberadaan sektor Perkebunan, Peternakan dan Sektor Perikanan, juga memperlihatkan grafik peningkatan produksi setiap tahunnya.

5. INFRASTRUKTUR DASAR

A. JALAN

Pembangunan ekonomi meniscayakan adanya berbagai fasilitas dasar atau infrastruktur dalam menunjang bergeraknya roda perekonomian. Terbatasnya atau buruknya berbagai fasilitas tersebut, secara langsung berdampak pada lambannya aktifitas ekonomi masyarakat yang pada gilirannya akan menghambat mobilitas social.

Berdasarkan data dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Kab. PPU, menunjukkan bahwa total panjang jalan kabupaten pada tahun 2006 mencapai 476.439 km dengan kondisi baik mencapai, 353.487 km, kondisi sedang mencapai 48.461 km, kondisi rusak mencapai 43.622 km dan kondisi rusak berat mencapai 30.869 km. Sedangkan jika melihat jenis pemukaan jalan, yang diaspal mencapai 102.120 km, kerikil mencapai 246.717 km dan jalan tanah mencapai 109.602 km. (lihat tabel pada lampiran).

Berdasarkan data tersebut, dapat kita lihat bahwa selama 5 tahun terakhir terjadi peningkatan panjang jalan. Hanya saja melihat data mengenai kondisi jalan tersebut, masih jauh dari yang diharapkan untuk menggerakkan perekonomian daerah, karena hampir setengah dari panjang jalan yang ada, kondisinya belum diaspal.

B. Air Bersih

Infrastruktur air bersih di Kab. Penajam Paser Utara dilayani oleh PDAM dengan jumlah pelanggan 2.863 dimana rumah tempat tinggal sebagai pelanggan terbesar dengan jumlah 2.716. Jumlah rumah tempat tinggal yang dilayani oleh PDAM tersebut, hanya kurang lebih 7,1 % dari seluruh rumah tempat tinggal yang ada di Kab. PPU. Artinya, sebagian besar rumah tempat tinggal, masih menggantungkan penyediaan air bersihnya bukan pada PDAM, tetapi pada air tanah atau air hujan. Sedangkan untuk industri, sebagian besar menggunakan instalasi air minum sendiri, karena keterbatasan PDAM dalam memberikan pelayanan.

Terbatasnya sarana dan fasilitas air bersih merupakan salah satu factor dari buruknya kesehatan masyarakat. Hasilnya dapat dilihat pada buruknya kesehatan masyarakat Penajam Paser Utara, seperti yang ditunjukkan di atas.

C. Listrik

Akan halnya dengan infrastruktur listrik yang juga masih terbatas. Berdasarkan data kantor PLN ranting Petung, kapasitas terpasang listrik PLN hanya memiliki 13.144 kw dan daya mampunya hanya 7.960 kw. Dengan daya sebesar itu, PLN hanya mampu melayani 14.601 pelanggan, sedangkan yang lainnya menggunakan genset atau lampu petromaks sebagai sumber penerangan. Bahkan kantor pemkab sendiri mesti mengeluarkan milyaran rupiah pertahunnya untuk membangkitkan genset.

Kurangnya masyarakat yang bisa menikmati listrik, dan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh industri atau kantor yang menggunakan genset sendiri merupakan ironi bagi PPU, sebagai kabupaten yang penghasil migas dan batu bara. Kurangnya pasokan lisrtik tersebut pada gilirannya akan mengganggu iklim investasi yang artinya pembangunan akan berjalan lambat.

6. PEMERINTAHAN

Roda pemerintahan Kab. Penajam Paser Utara dalam 5 tahun terakhir banyak diwarnai oleh dinamika politik yang cukup intensif, baik dilingkungan internal eksekutif maupun hubungannya dengan legislative. Dinamika politik tersebut adalah bagian dari kehidupan demokrasi yang memang telah dijadikan sebagai system atau pijakan dalam mengatur system kehidupan politik. Akan tetapi demokrasi membutuhkan kedewasaan berpolitik sehingga tidak mengganggu jalannya pemerintahan, yang pada akhirnya konflik pada tingkatan elite tersebut akan mengganggu pelayanan kepada masyarakat.

Terlambatnya penyusunan, pembahasan dan penetapan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahun, harus dibayar mahal dengan rendahnya daya serap anggaran yang rata-rata hanya mencapai 30-40 % dari total anggaran. Sehingga APBD yang nilainya rata-rata 700 Milyar rupiah tidak memiliki dampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, bahkan sebaliknya berdasarkan data-data yang disebutkan diatas, kondisi masyarakat Penajam Paser Utara khususnya yang menyangkut pelayanan dasar sangat memprihatinkan.

Tata pemerintahan yang transparan dan akuntabel juga belum berjalan secara optimal. Indikatornya dapat dilihat dari banyaknya kasus korupsi, birokrasi yang lamban dan tidak kretaif dalam menyikapi permasalahan dan kebutuhan masyarakat.

Oleh karena itu, situasi dan kondisi kab. Penajam Paser Utara membutuhkan keprihatinan bersama dan mesti segera diambil langkah-langkah strategis untuk menykapi dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Sehingga jangan sampai kemudian, kita semua menyesal, jika Depdagri melakukan evaluasi terhadap kinerja daerah hasil pemekaran yang hasilnya menghruskan daerah ini dikembalikan kepada Kab. Paser sebagai kab. Induknya.

GAGASAN UTAMA

Sebagai kabupaten yang masih berusia muda dan terus bergerak, Kab. Penajam Paser Utara harus mampu meletakkan pondasi pembangunan yang kuat. Peletakan pondasi ini menuntut adanya komitmen, keberanian dan disiplin dari seluruh komponen masyarakat, khususnya dari penyelenggara pemerintahan. Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia dengan mengedepankan sector pendidikan menjadi pondasi bagi tegaknya dan terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini berarti, bukan hanya menyangkut anggaran pendidikan yang cukup, tetapi berkaitan dengan perencanaan , kelembagaan, dan infrastruktur pendidikan. Pembangunan sumberdaya manusia ini juga harus mampu ditopang dengan kondisi masyarakat yang sehat dengan dukungan infrastruktur dalam menggerakkan investasi dan perekonomian, sehingga akan tercipta sebuah masyarakat yang cerdas, sehat dan sejahtera serta Bermoral.

Tatanan masyarakat seperti itu bukanlah utopia, tetapi sebuah goals, yang sangat mungkin untuk diwujudkan. Dengan perencanaan yang matang dengan mendasarkan pada potensi dan karakteristik wilayah Kab. Penajam Paser Utara, serta keinginan untuk terus belajar akan melahirkan sebuah lompatan demi mensejajarkan diri dengan daerah-daerah lain.

Pengalaman 5 (lima) tahun terakhir, menunjukkan bahwa program-program strategis tidak mampu diimplementasikan secara efektif dan tepat sasaran. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya support politik dan kapasitas aparat penyelenggara pemerintahan yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan, adanya perombakan birokrasi secara sistematis, yang disertai dengan peningkatan kapasitas aparat, sehingga budaya birokrasi yang korup dan lamban dapat dipangkas dan ditertibkan. Dalam konteks tersebut, diperlukan adanya check & balance antara masyarakat politik dan masyarakat sipil, sehingga roda pemerintahan dapat berjalan secara transparan dan akuntabel, sesuai dengan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang Baik. Selain itu percepatan penyusunan, pembahasan dan penetapan APBD akan sangat membantu menggerakkan perekonomian. Artinya, ini membutuhkan adanya kesadaran dan komitmen untuk mengedapankan kepentingan public diatas kepentingan pribadi atau kelompok.

Keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif daerah juga mesti dioptimalkan, dengan cara, mengembangkan sentra-sentra produksi dan sentra pengolahan, serta adanya fasilitasi pemasaran produk. Dengan cara seperti itu, para pelaku ekonomi akan mendapatkan nilai lebih dari produk-produk yang dihasilkan. Pengembangan potensi ini, harus diletakkan pada kerangka pemberdayaan masyarakat, yang berarti dibutuhkan dukungan penuh pemerintah untuk menggerakan potensi daerah tersebut. Hal ini bisa diwujudkan dengan memberikan support penuh, seperti membentuk lembaga Penjamin Kredit atau memberikan berbagai insentif dan bantuan untuk memacu produktifitas.

Lokus pembangunan ekonomi mesti digeser, dengan menjadikan desa sebagai wilayah utama untuk memicu produktifitas. Hal ini dimaksudkan, agar desa dengan segenap potensi yang dimiliki mampu berkembang dan menciptakan pemerataan pembangunan. Pada posisi ini, Penajam sebagai Ibukota Kabupaten akan menjadi supporting dalam melayani pengembangan desa.



Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Post a Comment

Pesan dan Komentar Anda

TV Lokal